Zulkifly Chaniago Soroti Krisis Lingkungan di Hulu, Dorong Penertiban Tata Ruang untuk Kurangi Risiko Banjir dan Longsor

Terasjabar.co – Hujan yang turun hari ini tidak lagi memiliki makna yang sama bagi banyak warga Jawa Barat. Di sejumlah wilayah, setiap rintiknya justru menghadirkan kecemasan akan ancaman banjir, longsor, hingga akses transportasi yang terputus.

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai Demokrat, H. Zulkifly Chaniago, BE., menilai bahwa kondisi ini bukan sekadar fenomena cuaca ekstrem, melainkan cerminan dari melemahnya daya dukung lingkungan, terutama di wilayah hulu.

Menurut Zulkifly, kerusakan kawasan resapan air dan alih fungsi lahan yang tidak terkendali telah memperparah risiko bencana hidrometeorologis. Oleh karena itu, ia menyatakan dukungan penuh terhadap langkah siaga darurat dan program reboisasi yang saat ini tengah digalakkan pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota.

Namun, Zulkifly menegaskan bahwa upaya tersebut tidak akan optimal tanpa penertiban tata ruang dan pengawasan ketat terhadap perizinan di kawasan hulu.

“Reboisasi penting, tetapi tidak cukup. Penataan ruang harus ditegakkan, dan izin-izin yang melanggar fungsi kawasan resapan perlu ditinjau kembali. Ini menyangkut keselamatan warga,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penanganan bencana harus ditempatkan dalam kerangka besar pembangunan berkelanjutan. Keselamatan masyarakat, pemulihan lingkungan, dan stabilitas ekonomi harus berjalan beriringan agar Jawa Barat mampu menghadapi siklus bencana yang kian sering terjadi.

Dengan penguatan kebijakan lingkungan di hulu serta kerja bersama seluruh pemangku kepentingan, Zulkifly berharap risiko banjir dan longsor dapat ditekan, dan masyarakat Jawa Barat bisa kembali merasakan hujan sebagai berkah, bukan ancaman.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9 + 12 =