1.439 Kasus Digigit Hewan Terjadi dalam Setahun di Jabar

Terasjabar.co – 1.439 kasus digigit hewan terjadi dalam aetahun di Jabar dan 1.049 di antaranya diberi suntik vaksin antirabies.

Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Jabar Yudi Koharudin mengatakan, di tahun 2023 ini, ada 741 kasus gigitan hingga bulan Mei kemarin. Namun tidak semua gigitan bakal diberi suntik anti rabies.

“Jadi tidak semua gigitan diberikan vaksin anti rabies atau serum anti rabies, biasanya ditentukan dokter. Misalnya, ada anjing yang sudah biasa, menggigit karena diprovokasi, tapi rutin tiap bulan divaksin, jadi tidak usah,” kata Yudi, Rabu (22/6/2023).

Yudi menerangkan, mayoritas kasus rabies disebabkan gigitan anjing, kucing, dan kera. Namun anjing jadi faktor paling banyak yang menimbulkan penyakit rabies. Karena itu, dia meminta agar masyarakat yang memiliki hewan peliharaan itu rutin melakukan vaksinasi kepada peliharaannya.

“Paling banyak anjing, 741 gigitan, 506 berikan vaksin rabies, mayoritas gigitan anjing. Untuk menghindarinya, kalau kita punya anjing atau kucing, kera, secara rutin minimal satu tahun sekali diberikan vaksinasi,” jelasnya.

Daerah Endemis

Yudi mengatakan, ada tiga daerah di Jabar yang masuk dalam endemis rabies. Hal itu terlihat dari data kasus gigitan tahun 2018-2022 yang angkanya fluktuatif dari tahun ke tahun.

“Kalau dari 2018 sampai sekarang, kenaikan ada, cuma sempat ada penurunan juga. Datanya, dari 2018 ada 1.280 gigitan, tahun 2019 ada 1.607, tahun 2020 ada 1.295, tahun 2021 ada 974 gigitan, di tahun 2022 ada 1.439 gigitan,” ujarnya.

Sementara untuk daerah yang menjadi wilayah endemis rabies, menurutnya didominasi wilayah pedesaan dibanding perkotaan. Daerah itu meliputi Cianjur, Bandung dan Sukabumi.

“Angka itu relatif tidak ada peningkatan signifikan, 1.000-1.500-an. Memang di Jabar ada daerah endemis rabies, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sukabumi, di situ tinggi gigitan,” katanya.

Yudi menjelaskan, tiga daerah itu dikatakan endemis karena kasus gigitan tinggi dan hewan yang memiliki virus rabies seperti anjing, kucing, kera juga banyak. Namun, kasus gigitan rabies paling mendominasi di tiga daerah itu berasal dari anjing.

“Dikatakan endemis daerah yang banyak anjingnya, terutama anjing liar. Tapi kami juga langsung melakukan koordinasi dengan dinas peternakan, kita punya puskesmas mereka punya puskeswan yang bisa menangani hal ini,” jelasnya.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 − four =