Mekanisme Islam Menangani Wabah Penyakit Menular

Oleh:
Tawati
(Aktivis Muslimah dan Revowriter Majalengka)

Terasjabar.co – Covid-19 varian baru, Arcturus, tengah menjadi kekhawatiran Indonesia pada hari ini. Momen lebaran dikhawatirkan membuat penyebaran varian tersebut makin menyebar. Covid-19 varian baru ini sudah masuk ke Indonesia. Tujuh kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB 1.16 atau Arcturus di Tanah Air. Kasus tersebut terus bertambah dari yang sebelumnya hanya lima kasus, dengan kasus awal dua kasus.

Lonjakan kasus terlihat dalam sepekan terakhir ini. Pada (15-22 April 2023), kasus Covid-19 bertambah 7.015 naik 18% dari pekan sebelumnya (5.938). Jumlah kasus sepekan terakhir juga dua kali lipat tinggi dari pada pekan terakhir Maret 2023 yang tercatat 3.660 kasus.

Masyarakat sepertinya sudah antipati terhadap pemberitaan virus Korona. Banyak yang menyatakan jenuh dan tidak peduli dengan pemberitaan soal Covid. Ketidakpedulian masyarakat ini bisa berimbas pada pelaksanaan protokol kesehatan yang tidak serius. Rakyat memang seperti sudah kehilangan kepercayaan kepada pengatur kebijakan, terutama terkait pengendalian wabah.

Jika memang pemerintah serius mencegah masuknya varian baru, tentu seharusnya kembali memperketat pembatasan akses dari luar negeri. Pasalnya Kementerian Kesehatan RI sempat mengungkap kasus awal memiliki riwayat perjalanan luar negeri dari India.

Buruknya pemeliharaan rakyat hari ini merupakan buah penerapan sistem kapitalisme yang menjadi akar permasalahan umat. Kapitalisme menjunjung tinggi asas manfaat, keputusan yang lebih menguntungkan secara ekonomi akan diberlakukan. Tak peduli jika nyawa rakyat menjadi taruhan.

Sebagai orang yang berakal tentu kita peduli, menjaga nyawa melalui pemeliharaan kesehatan merupakan kewajiban muslim dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Saatnya kita melakukan perubahan mendasar, apalagi kalau bukan kembali pada syariat Islam sebagai solusi kehidupan. Pengalaman Negara Islam dalam menangani wabah bukan sebatas dongeng sejarah. Dalam sistem Islam, penerapan karantina diberlakukan.

Pada masa Khalifah Umar bin Khaththab, sekitar tahun 18H, wabah Kolera menyerang Negeri Syam. Ketika itu, Khalifah Umar bersama rombongan yang sedang dalam perjalanan menuju Syam rela menghentikan perjalanannya. Sebaliknya, sahabat-sahabat yang sedang ada di Negeri Syam tidak meninggalkan wilayah wabah walaupun nyawa mereka terancam.

Dalam sistem Islam, sikap yang diambil ketika terdapat wabah penyakit adalah bersiap diri dan waspada ibarat menghadapi ancaman singa. Dari hadis Abu Hurairah ra., Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW., bersabda, “Jauhilah orang yang terkena lepra seperti kamu menjauhi singa”.

Selain itu, menjaga nyawa rakyatnya juga merupakan kewajiban dari seorang pemimpin dan hanya akan terwujud dengan sistem Islam. Hanya dari sistem kehidupan Islam akan lahir para pemimpin yang adil karena sadar bahwa segala sesuatu terkait kepentingan rakyat akan dimintai pertanggungjawaban hingga akhirat.

Alhasil, solusi yang Islam tawarkan sudah teruji dapat menyelamatkan. Ketika aturan Islam diterapkan dalam setiap sendi kehidupan, Allah pasti akan menurunkan kemaslahatan.

Wallahu a’lam bishshawab.

Bagikan :

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *