Ilusi Sejahtera Atas Pertumbuhan Investasi PMA
Oleh:
Tawati (Aktivis Muslimah Majalengka)
Terasjabar.co – Gubernur Jawa Barat telah memberikan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu di ajang West Java Investment Summit 2022 yang berlangsung di Kota Bandung pada Rabu (5/10/2022) lalu.
Sebagaimana dikabarkan media, dalam West Java Investment Summit 2022 tersebut, predikat terbaik I telah diberikan kepada Kabupaten Indramayu sebagai daerah dengan pertumbuhan investasi penanaman modal asing (PMA) terbaik tahun 2022.
Dengan penghargaan tersebut apakah kita patut berbangga? Dalam hal pembangunan, pemerintah memang nampak terus membuka diri untuk investasi asing. Dengan mitos demi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan banyak kepala daerah yang mencari berbagai peluang PMA.
Lantas, apakah dengan adanya PMA akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat? Bukankah sangat beresiko jika membangun negara di atas investasi asing?
Adanya PMA tidak akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat karena yang diuntungkan hanya para kapitalis. PMA pastinya sangat berbahaya karena membuka jalan bagi penjajahan.
Sistem kapitalisme yang diterapkan hari ini, telah menjadikan rakyat sebagai sasaran empuk untuk memenuhi kebutuhan pribadi kaum kapitalis. Penjajahan gaya baru yang mereka lakukan telah berhasil menguras habis tenaga dan biaya yang dikeluarkan rakyat. Masyarakat bergaya hidup konsumtif dan liberal.
Dengan memberikan berbagai macam pilihan hidup yang menstandarkan semua pada kebahagiaan dan tolok ukur hidup mereka adalah uang. Membuat para Penjajah Neo Liberal menciptakan bermacam produk baik barang atau jasa bagi masyarakat.
Di bidang ekonomi hingga saat ini, kita pun belum mempunyai kemandirian. Pertumbuhan ekonomi juga belum bisa mengentaskan kemiskinan dan pengangguran secara mendasar. Ini akibat kebijakan yang tidak berpihak pada pemberdayaan ekonomi real.
Pemerintah hendaknya fokus dalam melakukan pembangunan ekonomi yang berkualitas, yaitu pembangunan ekonomi yang menciptakan kesempatan kerja yang memadai, sekaligus menurunkan angka kemiskinan.
Stabilitas makroekonomi merupakan suatu kondisi yang dibutuhkan tetapi belum merupakan kondisi yang cukup dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Perekonomian seharusnya tegak berdiri di atas sektor real, bukan sektor nonreal. Sektor real di sini adalah usaha produksi, perdagangan dan jasa yang sesuai syariah, bukan yang sesuai dengan kapitalisme.
Sejatinya, hanya Islam yang mampu membawa masyarakat pada kesejahteraan yang hakiki, yang menjaga setiap jengkal akidah dan membagi hasil bumi yang dimiliki suatu negeri bukan untuk negara saja melainkan rakyat. Mengedepankan keadilan dan kemakmuran, melindungi umat dari ancaman berbahaya yang dilakukan kaum kafir untuk merusaknya.
Islam sebagai dien yang sempurna telah mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk di dalamnya mengatur sumber pendapatan dan pengelolaan keuangan negara.
Dalam Kitab An-Nizhâm al-Iqtishâdi fî al-Islâm, Syaikh Taqiyuddin an-Nahbani (2004: 232) menjelaskan bahwa dalam Islam, negara bisa memperoleh sumber-sumber penerimaan negara yang bersifat tetap yaitu dari: harta fa’i, ghanîmah, kharaj dan jizyah; harta milik umum; harta milik negara; ‘usyr; khumus rikâz; barang tambang; dan zakat.
Dengan sumber-sumber di atas, pada dasarnya negara akan mampu membiayai dirinya dalam rangka mensejahterakan rakyatnya. Dalam keadaan normal, pajak (dharîbah) sesungguhnya tidak diperlukan.
Dalam sistem Islam, bahkan pajak hanya dipungut sewaktu-waktu, yaitu saat kas negara benar-benar defisit dan hanya dipungut dari kaum Muslim yang kaya saja, tidak berlaku secara umum atas seluruh warga negara.
Begitu melimpahnya penerimaan negara dari hasil-hasil SDA saja (jika sepenuhnya dimiliki/dikuasai negara), kas negara akan lebih dari cukup untuk mensejahterakan rakyatnya. Tentu dengan tidak ada campur tangan pihak asing dalam mengelola sumber pendapatan negara.
Ini semua hanya akan terwujud jika negara ini diatur dengan syariah Islam, termasuk dalam pengaturan ekonomi dan keuangan negara. Penerapan syariah Islam adalah wujud ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Dengan penerapan syariah Islam, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat niscaya tercapai bukan ilusi semata. Pada akhirnya, kaum Muslim akan menuai keberkahan-Nya baik dari langit dan bumi.
Wallâhu a’lam bishshawab.
Leave a Reply