Kementan Latih 1 Juta Petani Milenial, RK: Alhamdulillah Kita Duluan

Terasjabar.co – Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan wirausaha pertanian kepada 1 juta petani milenial dan ribuan duta petani andalan. Para peserta program tersebut akan dilatih secara online untuk meningkatkan profesionalisme dan daya saing produk jual Indonesia di pasar internasional.

Sedianya, program yang memberdayakan petani milenial ini telah lebih dulu digagas dan diluncurkan oleh Pemprov Jabar pada Februari 2021 lalu. Saat ini, ada ribuan petani milenial yang menggarap pertanian di empat klaster, mulai dari peternakan, perkebunan, tanaman hortikultura dan perikanan.

“Terkait pemerintah pusat juga ada petani milenial, alhamdulillah Jawa barat duluan merilis dan Jawa Barat sendiri pada Februari ada sembilan ribuan (pendaftar) kemudian tentunya harus diseleksi, kami masih terus mencari lahan yang dibagi menjadi empat klaster,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Selasa (10/8/2021).

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, pertanian dan pangan akan menjadi penopang perekonomian selepas pandemi COVID-19. “Kami butuh evaluasi selama satu tahun, mudah-mudahan Februari 2022 plus minus dari gagasan besar petani milenial ini bisa berhasil di Jabar, tinggal di desa, rejeki kota dan bisnis mendunia itu bisa kita hadirkan,” ujar Kang Emil.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyambut baik inisiatif jajaran Kementan yang menggelar pelatihan wirausaha pertanian kepada 1 juta petani milenial dan ribuan duta petani andalan.

“Kita harus tahu bahwa persaingan antar produk pertanian sekarang ini sudah lintas negara, petani Indonesia harus kompetitif dalam keterampilan teknis, kompetitif dalam pemanfaatan teknologi serta kompetitif dalam model bisnis dan manajemennya,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangan tertulis, Jumat (6/7/2021).

Melalui pelatihan ini, Jokowi berharap agar profesi petani bisa menjadi profesi yang paling menjanjikan. Apalagi dari total petani Indonesia yang ada saat ini, sebanyak 71% di antaranya sudah berusia 45 tahun sedangkan petani yang berusia di bawah 45 tahun hanya berjumlah 29%.

“Jadi saya minta kepada para penyuluh untuk terus belajar mengembangkan diri dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang teknis dan manajemen. Belajarlah terus bersama petani dengan koneksi internet yang tersedia,” imbaunya.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 + 13 =