Bahas Vaksin COVID-19, Moeldoko Temui Ridwan Kamil di Bandung

Terasjabar.co – Kepala Staf Kepresiden RI Moeldoko bertandang ke rumah dinas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (4/12/2020). Kedatangannya tak terlepas dari pesan Presiden Jokowi yang menekankan agar kepala daerah lebih kencang menangani COVID-19.

“Ada satu penekanan dari presiden kepada kepala daerah untuk pengendalian COVID-19, agar semakin kencang. Kemarin ada peningkatan yang cukup (tinggi), presiden memberikan penekanan itu, saya yakin gubernur menjalankan dengan baik,” ucap mantan Panglima TNI itu.

Pada Kamis (3/12/2020) terjadi penambahan kasus baru COVID-19 yang signifikan di Indonesia. Di Jabar sendiri terdapat penambahan 1.648 kasus baru, sementara angka harian COVID-19 nasional mencatatkan 8.369 kasus.

Di samping itu, Moeldoko dan Ridwan Kamil juga membahas mengenai penanganan COVID-19 di Jawa Barat, termasuk soal mekanisme vaksinasi COVID-19 kepada warga.

“Beberapa catatan yang tadi saya dapatkan lama vaksinasi itu kurang lebih 45 menit, setelah disuntik harus menunggu 30 menit. Berikutnya kondisi puskesmas yang masing-masing memiliki kapasitas yang berbeda dan berbagai hal yang membatasi,” ujar Moeldoko.

Sebab itu, ujar Moeldoko, alur pemberian vaksinasi perlu dirancang sematang mungkin agar tak terjadi penumpukan massa. Sekadar diketahui, COVID-19 merupakan ancaman nyata yang berpotensi menular dalam kerumunan.

“Apakah pertanyaannya harus di puskesmas atau mencari gedung yang memadai, sehingga tidak terjadi penumpukan massa karena menunggu 30 menit atau ada cara baru, yang 30 menit tadi masuk, bisa kembali dulu ke rumahnya. Kalau terjadi sesuatu melaporkan, ini hal-hal baru yang tadi jadi catatan ke depan,” ujar Moeldoko.

Terkait sosialisasi vaksin COVID-19, sambungnya, pihaknya telah berkonsultasi dengan Aa Gym, terkait pentingnya tokoh agama untuk terlibat dalam vaksinasi. “Ini memberikan keyakinan kepada masyarakat tentang vaksin,” kata Moeldoko.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengusulkan agar pemberian vaksin COVID-19 dilakukan di dalam gedung-gedung besar, seperti gedung pertemuan, olahraga atau non-puskesmas. Ia menyadari kapasitas atau daya tampung puskesmas cukup terbatas.

“Jumlah puskesmas yang ada tidak memadai, kemudian satu orang, 45 menit juga akan membuat antrean terlalu besar,” kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

Bagikan :

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *