Beda Pendapat Wali Kota Dengan Disbudpar Kota Bandung Soal Hadapi Wisatawan, Begini Kata Sugianto Nangolah
Terasjabar.co – Perbedaan sikap antara Wali Kota dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung terkait imbauan kepada wisatawan saat libur panjang akhir tahun, mendapat sorotan Anggota Dewan.
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat dari daerah pemilihan Kota Bandung H. Sugianto Nangolah, SH., MH. mengatakan, dua pernyataan yang bertolak belakang dari pejabat sangat membingungkan banyak pihak. Hal ini menunjukkan buruknya komunikasi diantara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung.
“Mengenai dua anjuran yang berbeda sungguh membingungkan banyak pihak. Memang seperti ada dua kepentingan antara kepentingan ekonomi yang diwakili PAD, yang akan bertolak belakang dengan kesehatan yang diwakili keselamatan warga,” ujar Sugianto, Kamis (3/12/2020).
Sugainto sendiri menilai, imbauan menahan diri bagi wisatawan ke Kota Bandung tidak efektif. Jika pengawasan dilakukan secara baik, maka tidak ada ancaman dari wisatawan dari manapun.
Ia mengatakan, sebaiknya tudingan bahwa wisatawan menjadi penyebab meningkatnya penyebaran Covid-19 di Kota Bandung, hanya menjadi alasan atas ketidakmampuan Pemkot Bandung dalam melaksanakan pengawasan protokol kesehatan.
“Memang ada pandangan bahwa wisatawan yang datang akan membawa virus Covid-19 baik secara OTG atau langsung dalam keadaan sakit. Tapi itu hanya satu alasan saja kenapa Covid-19 di Kota Bandung semakin meningkat,” kata politisi Partai Demokrat ini.
Dirinya menyarankan agar Pemkot Bandung harus terlebih dahulu memperhatikan perilaku masyarakat Kota Bandung terhadap Covid-19. Menurutnya, masih banyak masyarakat Kota Bandung yang abai terhadap protokol kesehatan.
“Masyarakat Bandung saja sampai detik ini masih banyak yang membandel dalam menerapkan Prokes,” tuturnya.
Ia melanjutkan, Pemkot Bandung harus mampu memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat Kota Bandung. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memberikan keterbukaan masif terhadap bahaya Covid-19.
“Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi yaitu informasi yang tidak sampai secara jelas, contohnya jumlah penderita Covid-19 dari Pusicov Kota Bandung dengan Pikobar Jabar saja beda jauh,” katanya.
Dalam hal sanksi, Sugianto juga meminta Pemkot Bandung lebih tegas terhadap pelanggar protokol kesehatan di Kota Bandung. Dengan begitu, akan ada efek jera yang berujung pada peningkatan kedisiplinan.
“Aturan Prokes itu harus ditegakkan, bukan semata jadi slogan 3M tanpa dilakukan penegakan disiplin. Ini kan buat keselamatan bersama, dan harus masif, jangan bekerja berbasis laporan saja,” pungkasnya.
Leave a Reply