Peringati World Diabetes Day 2020 di tengah COVID-19 Diabetasol Edukasi Masyarakat tentang Empat Pilar Manajemen Diabetes
Terasjabar.co – Hari Diabetes Sedunia atau World Diabetes Day (WDD) yang diperingati setiap 14 November merupakan kesempatan mengingat kembali bahwa diabetes masih perlu menjadi kepedulian masyarakat karena bisa menyebabkan komplikasi yang mempengaruhi kualitas hidup dan berisiko menyebabkan kematian. Diperingati di tengah pandemi COVID-19, pada WDD tahun ini Diabetasol menggelar seri mini edukasi virtual bertema “Empat Pilar Manajemen Diabetes di Era COVID-19” di 21 kota dan special sales program di toko resmi KALCare di aplikasi Shopee pada 9-10 November 2020, kemudian dilanjutkan dengan program CSR bagi para caregiver dan tenaga kesehatan yang bekerja sama dengan PERSADIA dan Pandu Diabetes pada 14 November 2020, serta Journalist Writing Competition yang diadakan hingga 30 November 2020.
Director of Special Needs & Healthy Lifestyle Nutrition KALBE Nutritionals Tunghadi Indra menyatakan KALBE Nutritionals melalui brand Diabetasol terus bersemangat melakukan program edukasi diabetes meskipun dihadang berbagai hambatan karena COVID-19. “Dikawal tim dokter profesional di berbagai kota, melalui program edukasi kali ini kami menawarkan pendekatan yang terbukti mampu mencegah atau menunda timbulnya risiko komplikasi diabetes tipe 2 melalui perubahan gaya hidup yang dapat dicapai dengan dukungan caregiveratau keluarga, terutama diterapkan di masa pandemi COVID-19. Kami berharap bahwa bersama Diabetasol, para penyandang diabetes (diabetesi) lebih mudah menangani gejala diabetesnya dan bisa tetap hidup sehat,” ungkap Tunghadi Indra.
Tahun ini, penanganan diabetes memang mengalami hambatan signifikan akibat pandemi COVID-19. Orang lanjut usia dan orang dengan diabetes sebagai penyakit penyerta lebih rentan mengalami pelemahan kondisi bila terinfeksi virus COVID-19. Diabetesi yang terinfeksi COVID-19 lebih sulit diobati karena fluktuasi level gula darah dan kemungkinan hadirnya komplikasi diabetes. Sistem imunitas tubuh diabetesi yang telah terpengaruh, menjadikannya lebih sulit melawan virus atau membutuhkan waktu pemulihan lebih lama. Selain itu, ada kemungkinan virus dapat lebih kuat terutama dalam kondisi saat gula darah tinggi.
Ketua PERSADIA Nasional Periode 2017-2020 dan konsultan endokrin metabolik RS DR. Soetomo Surabaya Prof. Dr. dr. Agung Pranoto, M. Kes., SpPD., K-EMD., FINASIM,mengakui segala aktivitas penanganan diabetes menjadi terhambat di tengah pandemi. “Saat ini semua progressjadi slowing down. Volume kegiatan PERSADIA cabang juga sangat menurun. Ada yang mau mencoba mengadakan kelas senam, tetapi saya sudah mengeluarkan edaran bahwa harus koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat. Kita tidak mau ada clusterdiabetes karena risikonya masih besar. Sejauh ini memang virtual meetingbisa jadi alternatif sambil menunggu masa new normal. Alternatif virtual ini diperlukan agar semangat dan motivasi diabetesi tetap terjaga. Memang jangkauan metode virtual belum sepenuhnya mampu menggantikan offline event. Namun yang penting kita tetap kreatif, optimis, dan fokus mencari solusi,” papar Prof. Agung.
Interaksi intensif antara dokter dan tenaga medis dengan diabetesi adalah salah satu kunci manajemen diabetes. Diabetesi memerlukan perubahan gaya hidup permanen, tetapi sayangnya masih ada beberapa diabetesi yang tidak menyadari hal tersebut, sehingga tatap muka dengan dokter tetap diperlukan. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana pola hidup sehat telah diterapkan dan menguatkan motivasi dari diabetesi.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dari RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, dr. R. Bowo Pramono, Sp.PD-KEMD (K), FINASIMjuga mengakui alternatif virtual ini menjadi kesuksesan tersendiri dalam peringatan WDD tahun ini. “Penggunaan medium virtual pada WDD tahun ini menggembirakan sekali karena mampu mengatasi berbagai keterbatasan yang kita hadapi saat ini. Tantangan ke depannya bagaimana kreativitas semacam ini bisa lebih intensif kita lakukan. Tidak cuma ketika WDD, tetapi di luar WDD juga harus sekreatif ini. Lalu perlu dipertimbangkan bagaimana melibatkan masyarakat lebih luas agar peduli diabetes. Diabetes yang terdeteksi ini kan baru jumlah kecil, di masyarakat itu sebenarnya jumlahnya bisa 2-3 kali lipat. Jika mereka bisa kita ajak mengikuti edukasi, kita bisa lebih mampu mencegah risiko komplikasi diabetes,” papar dr. Bowo.
Empat Pilar Manajemen Diabetes di Era COVID-19
Seri mini edukasi virtual dalam rangka WDD 2020 diadakan Diabetasol pada 9 November 2020 di 13 area meliputi 21 kota besar meliputi Sumbagut (Banda Aceh, Medan, Pematang Siantar, Pekanbaru), Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Jabar (Bandung), Jateng (Yogyakarta), Jatim (Surabaya) dan Sulawesi-Indonesia Timur (Makassar). Adapun pada 10 November 2020, kegiatan edukasi virtual dilanjutkan di Sumbagsel (Palembang dan Bandar Lampung), Kalimantan (Balikpapan), Jateng (Semarang), Jatim (Malang), Bali-Nusa Tenggara (Denpasar), Sulawesi-Indonesia Timur (Manado).
Dalam 2 hari penyelenggaraan, Diabetasol bersama PERSADIA dan rumah sakit di tiap daerah berhasil menjaring total partisipan sebanyak 10,802 peserta yang terdiri dari diabetesi dan keluarganya. Menariknya, acara ini mencatat peningkatan partisipasi anggota keluarga yang mengikuti edukasi diabetes.
“Sudah dua tahun ini kami melakukan edukasi mengenai pentingnya peran keluarga dalam edukasi diabetes. Awalnya karena keluarga memiliki tingkat risiko lebih tinggi. Maka, ketika seseorang dideteksi diabetes, anggota keluarganya harus ikut deteksi dini. Dari situ, lebih mudah melibatkannya. Masalahnya, diabetesi yang tidak terdeteksi bisa mencapai tiga kali lipatnya,” papar Prof. Agung.
Tema edukasi virtual kali ini adalah empat pilar manajemen diabetes yang menjadi kunci agar diabetesi dapat mengontrol gula darah dengan baik dan terhindar dari risiko komplikasi akibat diabetes, khususnya selama pandemi COVID-19. Empat pilar ini sebenarnya bukan hal baru dalam penanganan diabetes, melainkan poin utama yang harus senantiasa dijaga diabetesi dan dibantu keluarganya untuk menangani diabetesnya.
Pertama, diabetesi harus menjalankan pola makan seimbang berupa asupan nutrisi diabetes yang tepat dengan kalori terukur. Diabetesi dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mengandung karbohidrat baik yang memiliki indeks glikemik rendah, tinggi serat, vitamin, dan mineral untuk membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, memberikan ketersediaan energi lebih lama, dan memberi rasa kenyang lebih lama.Kedua, aktivitas fisik untuk dapat menjaga kebugaran tubuh serta terhindar dari berbagai penyakit. Diabetesi perlu memilih olahraga yang bersifat aerobik, seperti jalan cepat, jogging, bersepeda, dan berenang. Ketiga, minum obat sesuai anjuran dokter untuk mengontrol kadar glukosa darah. Namun mengonsumsi obat harus dalam pengawasan dan atas resep dokter. Keempat, edukasi kepada masyarakat mengenai diabetes.
Ditemui usai mini edukasi di wilayahnya, Ketua PERSADIA Sumbagut Dr. H. Syafruddin Ritonga, mengaku inisiatif Diabetasol ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat akan diabetes, terlebih bagi diabetesi. “Bagaimanapun, masih ada 50 persen masyarakat yang belum paham diabetes karena kurangnya pengetahuan. Umumnya, mereka mengetahui diabetes setelah terdeteksi dan berkonsultasi dengan dokter. Tak jarang mereka baru sadar setelah terjadi komplikasi. Padahal, bila diketahui sejak awal, kondisi komplikasi bisa dicegah. Selain itu, harus diakui juga kepedulian masyarakat tentang kesehatan masih minim. Di sisi lain, diabetesi banyak yang rendah diri karena merasa tidak memiliki harapan hidup dan menyusahkan orang lain. Padahal, bila mau berusaha mengubah pola hidup semakin sehat, diabetesi dapat menjalani kehidupan normal. Selain itu, peran keluarga sangat penting dalam membantu dan menjaga motivasi diabetesi,” papar Dr. Ritonga.
Senada dengan itu, Ketua PERSADIA Semarang, Endang Harini, MM, mengapresiasi kegiatan mini edukasi yang digagas oleh Diabetasol. “PERSADIA Semarang dan para diabetesi tentunya sangat senang dan berterima kasih atas peran serta Diabetasol dalam WDD ini. Di masa pandemi yang mengharuskan adanya pembatasan kegiatan berkumpul, kita masih bisa melakukan kegiatan edukasi secara virtual. PERSADIA cabang Semarang selalu siap untuk terus bekerja sama dengan Diabetasol menyelenggarakan kegiatan edukasi,” ungkap Endang Harini.
Selanjutnya Endang juga menekankan peran penting keluarga dalam mendukung diabetesi “Anggota keluarga atau caregiverberperan membantu diabetesi agar menerapkan pola hidup sehat dan mengelola kadar gula darah agar terkontrol dengan baik. Anggota keluarga dapat mengajak atau menemani diabetesi berolahraga di masa pandemi ini dan mengikuti saran dokter. Kami mengajak diabetesi dan keluarganya untuk bergabung dengan PERSADIA yang menyediakan para ahli yang dapat memberikan informasi seputar diabetes,” tutur Endang.
Sebagai puncak momen peringatan WDD tahun ini, pada 14 November 2020 Diabetasol menyalurkan donasi Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker dan hand sanitizerserta produk nutrisi diabetes untuk perlindungan terhadap diabetes selama pandemi COVID-19 senilai total Rp 500 juta bagi para caregiver yang berada di komunitas maupun rumah sakit. Donasi diberikan kepada PERSADIA, Pandu Diabetes, dan sekitar 850 caregiver(update per 16 November 2020) di berbagai area yang aktif melakukan edukasi diabetes.
“Sebagai produsen nutrisi khusus untuk diabetes, Diabetasol berkomitmen terus memberikan edukasi diabetes pada masyarakat secara komprehensif sehingga dapat menekan jumlah risiko komplikasi dan angka kematian akibat diabetes. Saat ini kami mencoba menyajikan berbagai informasi seputar diabetes dapat diakses daring sepanjang waktu di https://diabetasol.com/id. Khususnya di tahun ini dan selama masa pandemi COVID-19, kami memiliki misi khusus untuk membantu penyandang diabetes agar hidup lebih sehat sehingga terhindar dari infeksi COVID-19. Kondisi pandemi ini mengharuskan penyandang diabetes lebih waspada dan berhati-hati untuk menjaga gula darahnya dengan disiplin menerapkan empat pilar manajemen diabetes,” papar Tunghadi Indra.
Leave a Reply