Tim Prabu Polrestabes Bandung Dirombak, Gara-Gara Marak Begal?
Terasjabar.co – Polrestabes Bandung merombak personel Tim Prabu Polrestabes Bandung. Beberapa anggota akan dipindah sesuai kapasitasnya. Gara-gara marak begal?
Tim Prabu dibentuk pada tahun 2016. Tim itu dibentuk untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat Kota Bandung. Saat ini, jumlahnya ada 3 tim Prabu yang setiap harinya bergantian tugas.
Keberadaan tim Prabu juga direspons masyarakat hingga Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Bahkan beberapa bulan lalu, Pemkot Bandung melalui wali kota Bandung, saat itu maish Ridwan Kamil, memberikan hibah 15 unit sepeda motor.
Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema membantah perombakan tim Prabu ini berkaitan dengan maraknya aksi begal di Kota Bandung.
“Enggak ada lah, cuma penyegaran saja,” kata Irman di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Senin (10/9/2018).
Irman menegaskan tim Prabu bukan dibekukan atau dibubarkan.
“Jadi ini maksudnya kita evaluasi nanti CB (cara bertindak) dan SOP (standar operasional prosedur) kita evaluasi. Kemudian personel juga kan ada yang sudah terlalu lama di situ, peremajaan saja,” ucap Irman.
Perombakan ini, kata Irman, merupakan suatu hal yang wajar dalam sebuah organisasi khususnya Polri. Hal ini dilakukan agar para personel tidak jenuh lantaran terlalu lama berada di satu posisi.
“Kita melihat psikologi anggota, ada yang sudah bertahun-tahun perlh diganti supaya enggak jenuh dan tetap semangat sesuai harapan masyarakat,” ucapnya.
Proses perombakan, termasuk berapa anggota yang dipindah dan diganti belum ditetapkan Irman. Pihaknya masih mengevaluasi seluruh personel di tim Prabu.
“Kalau penyegaran enggak perlu seluruhnya, mungkin beberapa orang saja. Tapi sekarang masih proses (evaluasi), nanti lihat dulu sesuai kebutuhan masyarakat,” ujar Irman.
Selain merombak personel, pihaknya turut mengevaluasi tugas pokok dan fungsi dari tim Prabu. Selama ini, tim ‘anti bandit’ tersebut bertugas patroli melakukan langkah preemtif dan preventif mencegah aksi kriminalitas
“Nanti kita lihat sesuai kebutuhan masyarakat. Mungkin kemampuannya ditingkatkan karena tugasnya semakin banyak dan kompleks, yang tadinya upayanya preemtif dan preventif saja, nanti ada represif seperti apa. Kalau represif harus ada pemahaman soal resersenya seperti apa,” tutur Irman.
Leave a Reply