Rifdah Farnidah, Hafidzah Asal Sumedang yang Harumkan Indonesia di Internasional
Terasjabar.co – Selama beberapa hari terakhir, Rifdah Farnidah (22) menjadi sosok yang sering diperbincangan oleh masyarakat, nama nya pun muncul di berbagai media cetak dan elektronik termasuk media sosial.
Pemudi asal Sumedang, Jawa Barat itu telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, dengan keberhasilannya menjadi juara kedua pada lomba Musabaqah Hifzhil Quran (MHQ) tingkat internasional yang diselenggarakan di Amman, Yordania, pada beberapa waktu lalu.
Perlombaan MHQ itu dilaksanakan selama 6 hari, pada 19-24 Maret 2018, dan diikuti oleh 30 negara. Hasilnya, Rifdah yang mewakili Indonesia menjadi juara kedua. Sementra juara kesatu dan ketiga masing-masing diraih oleh peserta dari Negara Aljazair dan Iran.
Dengan keberhasilan tersebut, koleksi kejuaraan yang diraih Rifdah bertambah. Tiga kali sebagai juara 1 di MHQ tingkat nasional dan satu kali sebagai juara kedua MHQ tingkat internasional.
Sebelumnya, anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Kadris (49) dan Ny. Ai Faridah, sudah menjadi juara 1 MTQ tingkat nasional JQHNU golongan 5 juz di Kalimantan Barat tahun 2012 lalu. Selain itu, juara 1 MTQ tingkat nasional golongan 10 juz di Nusa Tenggara Barat tahun 2016 dan juara 1 MTQ tingkat nasional golongan 30 juz di Kalimantan Barat tahun 2017.
Ketua Nahdhatul Ulama (NU) Kabupaten Sumedang KH Sa’dulloh yang juga uak dari Rifdah mengatakan, pemudi Sumedang ini mulai belajar mengaji sejak kecil sewaktu belum masuk sekolah dasar. Rifdah Farnidah tinggal dan dibesarkan di lingkungan Ponpes Al-Hikamussalafiyyah, bersama saudara-saudara lainnya.
Rifdah adalah cucu dari salah seorang ulama besar di Sumedang yakni KH. Muhamad Aliyuddin, sesepuh Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah di Desa Sukamantri Kecamatan Tanjungkerta.
“Keponakan saya yang perempuan itu ada tiga orang. Mereka semua ngaji bareng dari kecil sebelum sekolah. Ketika mulai masuk SD, mereka semua kami didik menghapal Qur’an. Rifdah tergolong anak yang cepat dalam menghapal. Tak heran, di usia 15 tahun, dia sudah hapal 30 juz,” tuturnya ketika dihubungi melalui telefon, Selasa 3 April 2018.

Kelebihan Rifdah sebagai hafidzah
Menurut dia, sebetulnya di pesantren banyak santri yang mampu menghafal 30 juz Al Qur’an. Namun, Rifdah diakui memiliki kelebihan di antara hafidzah yang lain. Setelah selesai menempuh pendidikan di Aaliyah, Rifdah melanjutkan kuliah ke Institut Ilmu Qur’an (IIQ) Jakarta. “Kebetulan di sana ada adik saya atau bibinya Rifdah, Hj. Mutmainah. Nah, di Jakarta juga, Rifdah digembleng lagi belajar Al Qur’an oleh bibinya sebagai dosen IIQ,” kata Sa’dulloh.
Lebih jauh ia menjelaskan, keberhasilan yang diraih Rifdah Farnidah, tak lepas dari bimbingan keluarganya. Rupanya selama ini Rifdah dibimbing belajar mengaji sejak kecil oleh Sa’dulloh yang juga mantan juara satu Hafiz Alquran tingkat Internasional sebanyak tiga kali. Begitu juga dengan bibinya, Hj. Mutmainah yang kini menjadi dosen di IIQ Jakarta. Mutmainah pun pernah satu kali menjadi juara Hafiz Alquran di Libya.
“Selain sebagai mahasiswi IIQ Jakarta, Rifdah juga aktif sebagai Pengurus Cabang Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh (JQH) NU Kab. Sumedang,” ujar Sa’dulloh.
Sementara itu, Hj Mutmainah mengatakan, Rifdah seorang hafidzoh yang mutqin, yakni benar-benar hapal Alquran 30 juz. Bisa disimak dengan lancar tanpa melihat mushaf Alquran. Bahkan seluruh waktu Rifdah, habis didedikasikan untuk Alquran.
“Keberhasilan Rifdah ini, sebagai langkah awal untuk menuju ke tingkat selanjutnya. Jangan puas sampai di sini saja, pelajari terus Alquran karena samudra Alquran sangat luas. Hapalan Alquran yang mutqin menjadi pintu gerbang untuk mengarungi samudera Alquran,” katanya.
Ia mengatakan, dengan kesuksesan Rifdah, semoga kedepannya di Indonesia akan tumbuh dan berkembang lagi generasi yang semakin peduli dengan Alquran. “Sehingga Indonesia menjadi gudang hufaz juara dunia,” ucapnya.
Leave a Reply